Kepala Biro transportasi online di Kota Bukittinggi, Eka Oktriano Bukittinggi, Kupasonline — Sejak Covid-19 melanda negeri ini yang berdamp...
![]() |
Kepala Biro transportasi online di Kota Bukittinggi, Eka Oktriano |
Bukittinggi, Kupasonline — Sejak Covid-19 melanda negeri ini yang berdampak pada perekonomian masyarakat juga sangat dirasakan oleh transportasi online. Untuk Bukittinggi, semua transportasi online yang ada di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat mengaku mengalami penurunan mencapai 70 %.
Sudah tiga tahun transportasi online beada di Kota Bukittinggi yang sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan transportasi yang murah dan cepat. Tidak heran, banyak masyarakat beralih profesi menjadi pengemudi atau pengendara transportasi online yang menjanjikan sebagai penambah perekonomian keluarga.
Bahkan, yang bergabung pada aplikasi tersebut, selain dari profesi ojek sebelumnya, juga tidak sedikit berasal dari PNS, TNI, Polri mengisi waktu luang menawarkan jasa untuk transportasi online tersebut. Tidak heran, banyak masyarakat yang berani membeli secara kredit untuk mobil dengan cicilan mencapai Rp 3 juta per bulan. Bahkan, yang berprofesi sebagai ojek oline, dalam waktu 6 bulan sudah bisa membeli sepeda motor baru.
Melihat Kota Bukittinggi adalah sebagai tempat yang menjanjikan dan prospeknya bagus, dalam waktu tiga tahun, bermunculan perusahan transportasi online yang baru dan persaingan juga semakin ketat dengan ada yang menawarkan ongkos murah serta kemudahan lainnya. Semua itu tinggal dan tergantung pada masyarakat sebagai konsumen yang memilih.
Ketika persaingan semakin ketat antar perusahaan, pada Maret tahun 2020 negeri ini dilanda virus corona yang momoknya seperti monster yang bisa merenggut nyawa siapa saja tanpa pandang bulu. Untuk mencegah hal tersebut, Pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana masyarakat disuruh untuk beraktifitas di rumah, termasuk semua sekolah diliburkan.
Berawal dari ini, dampaknya juga mulai dirasakan transportasi online yang dalam sehari bisa sampai tidak mendapat order. Akibatnya, banyak yang punya mobil transportasi online menawarkan menjual kendaraannya dengan cara balik DP atau uang muka. Tapi, kenyataannya, masyarakat yang memang sudah susah dalam perekonomian, tidak akan sanggup membeli mobil tersebut dan peruntukannya juga tidak nampak.
Akhirnya, pemilik mobil yang sudah dipakai sekian bulan bahkan tahunan, dengan terpaksa merelakan mobilnya ditarik oleh pihak leasing. Sedangkan untuk ojek online masih bisa mengandalkan pesanan makanan dari masyarakat.
Salah seorang Kepala Biro transportasi online di Kota Bukittinggi, Eka Oktriano menyampaikan, transportasi online yang dikelolanya juga mengalami penurunan mencapai 70 %. Dari 2000 an yang bergabung, selama Covid ini untuk ojol beroperasi hanya sekitar 500 unit dan itu juga sudah susah mencari konsumen.
Untuk itu, pelaku transportasi online ini berharap, wabah ini cepat berlalu dan sekolah tatap muka juga mulai dibuka oleh pemerintah. Dengan begitu, kehidupan masyarakat terutama pelaku transportasi online juga mulai bergairah kembali, sebab setiap pagi, banyak orangtua yang mengandalkan transportasi online mengantarkan anaknya ke sekolah.(wan)
COMMENTS