
KUPASONLINE.COM - Musim hujan kembali membawa kekhawatiran bagi warga di Jalan Berdikari, RT 1 RW 1, Kelurahan Tanjung Uban Timur, Kecamatan Bintan Utara. Banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut disebabkan oleh kondisi parit yang tidak berfungsi dengan baik, dan hingga kini belum mendapat penanganan serius dari pihak pemerintah.
Salah satu warga, Ramlan, menyampaikan bahwa masyarakat telah berinisiatif sendiri untuk mengatasi persoalan tersebut. Mereka menggalang dana swadaya yang dipimpin langsung oleh Ketua RT setempat, dan berhasil mengumpulkan Rp7 juta. Dana tersebut digunakan untuk menyewa alat berat berupa excavator jenis Kobelco.
"Namun dengan dana sebesar itu, perbaikan hanya mampu mencakup sepanjang 300 meter parit. Sementara panjang total parit yang perlu diperbaiki sekitar 700 meter," jelas Ramlan, Rabu (18/6/2025).
Lebih lanjut, Ramlan mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah setempat. Menurutnya, laporan yang telah disampaikan ke kantor Camat Bintan Utara tak mendapat tanggapan. Ironisnya, camat yang bersangkutan justru berdomisili di wilayah yang terdampak banjir tersebut.
“Di sini ada kantor camat, ada kantor lurah, dan bahkan kantor SIB, tapi kami tidak melihat adanya tindakan nyata. Sudah berkali-kali saya sampaikan langsung tentang kondisi ini, namun tetap saja tidak ada tindak lanjut,” tambahnya.
Selain masalah parit, warga juga mengeluhkan kondisi penerangan jalan umum (PJU) yang sudah lama rusak. Menurut Ramlan, dari RT 1 hingga RT 4, sebagian besar lampu jalan tidak berfungsi, sehingga membahayakan keselamatan warga, khususnya pada malam hari.“Penerangan jalan sudah sekian lama mati total. Saya sudah beberapa kali sampaikan ke pihak kecamatan agar segera melakukan perbaikan, tapi hingga kini belum ada realisasi,” katanya.
Masalah lain yang tak kalah krusial adalah kondisi Jalan Berdikari, yang dibangun sejak 2012 namun hingga kini belum pernah mendapatkan perawatan. Jalan tersebut dikhawatirkan akan rusak total atau bahkan terputus apabila tidak segera diperbaiki, yang tentunya dapat menyebabkan kecelakaan dan menghambat aktivitas warga.
Ramlan juga menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap wilayah Tanjung Uban Timur. Ia merasa kecewa karena lahan miliknya yang dulu dijual untuk pembangunan kantor camat ternyata tidak membawa dampak positif bagi perkembangan kampung mereka.
"Kalau saya tahu akan seperti ini, mungkin saya tidak akan menjual tanah itu kepada pemerintah daerah. Harapan kami waktu itu agar kampung ini bisa berkembang, tapi sampai sekarang belum ada perubahan nyata," ungkapnya.
Editor : Wanda Nurma Saputri