Limapuluh Kota Jadi 'Desa Devisa Gambir'! Wujudkan Mimpi Ekspor Gambir menjadi Eksportir

×

Limapuluh Kota Jadi 'Desa Devisa Gambir'! Wujudkan Mimpi Ekspor Gambir menjadi Eksportir

Bagikan berita
Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam acara Kick Off dan Pendampingan Program Desa Devisa Gambir digelar di aula kantor bupati, Bukik Limau, Sarilamak, Selasa 29 Juli 2025.
Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam acara Kick Off dan Pendampingan Program Desa Devisa Gambir digelar di aula kantor bupati, Bukik Limau, Sarilamak, Selasa 29 Juli 2025.

KUPASONLINE.COM-Desa Devisa Gambir adalah sebuah konsep atau program yang menetapkan suatu desa sebagai pusat produksi dan pengembangan komoditas gambir yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan devisa bagi negara melalui ekspor.

Sehingga nagari di Limapuluh Kota diharapkan dapat menjadi contoh atau model bagi desa-desa lain dalam pengembangan ekonomi berbasis komoditas unggulan lokal, seperti gambir, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Atas kerja keras dan dedikasi petani gambir kabupaten Limapuluh Kota itu, berhasil menorehkan sejarah baru, sebagai penghasil gambir terbesar dunia sekaligus daerah pertama di Sumatera Barat yang ditetapkan sebagai Desa Devisa Gambir. Wujudkan mimpi ekspor Gambir menjadi eksportir.

Penetapan ini disampaikan langsung oleh perwakilan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Nila Meiditha, dalam acara Kick Off dan Pendampingan Program Desa Devisa Gambir digelar di aula kantor bupati, Bukik Limau, Sarilamak, Selasa 29 Juli 2025.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, bupati Limapuluh Kota H Safni, wakil bupati Ahlul Badrito Resha, serta jajaran pejabat pusat dan provinsi dari berbagai instansi keuangan dan lembaga pembiayaan ekspor, dan kadis Pertanian Limapuluh Kota Witra Porsepwandi didampingi Kabid Penyuluhan Vivi Febria Eka Putri, termasuk para petani dan kelompok tani dari 35 nagari penghasil gambir.

Dalam sambutannya, bupati menyampaikan bahwa gambir telah menjadi komoditas unggulan dan nadi perekonomian daerah, terutama bagi lebih dari 11.000 petani di 8 kecamatan. Dengan produksi mencapai lebih dari 9.000 ton per tahun, kabupaten Limapuluh Kota tidak hanya menjadi penghasil utama di Indonesia, tetapi juga di dunia.

“Melalui program Desa Devisa ini, kita ingin mengangkat martabat petani gambir agar tak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tapi naik kelas sebagai pelaku ekspor yang mandiri dan berdaulat secara ekonomi,”tegasnya.

Sementara itu, gubernur Mahyeldi mengungkapkan bahwa program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan daya saing gambir di pasar global. Pemerintah provinsi telah mendistribusikan benih gambir bersertifikat sebagai langkah konkret peningkatan kualitas produksi.

“Kita ingin inisiatif ini menjadi praktik baik yang berkelanjutan, bukan hanya bagi Limapuluh Kota, tapi juga untuk kabupaten/kota lain di Sumbar,”ujar Mahyeldi.

Perwakilan LPEI, Nila Meiditha, menyampaikan bahwa program Desa Devisa bertujuan meningkatkan kapasitas UMKM di sektor komoditas ekspor agar mampu menembus pasar luar negeri secara langsung.

Editor : Sri Agustini
Bagikan

Berita Terkait
Terkini