Karantina Bongkar Sindikat Babi Ilegal di Sibolga, Truk Babi Lolos Karena Trik Licik

×

Karantina Bongkar Sindikat Babi Ilegal di Sibolga, Truk Babi Lolos Karena Trik Licik

Bagikan berita
Karantina Bongkar Sindikat  Babi Ilegal di Sibolga, Truk Babi Lolos Karena Trik Licik
Karantina Bongkar Sindikat Babi Ilegal di Sibolga, Truk Babi Lolos Karena Trik Licik

KUPASONLINE.COM - Di balik gemerlap pelabuhan Sibolga, terkuak sebuah "operasi senyap" yang mengancam stabilitas perekonomian Kepulauan Nias. Karantina Sumut dengan tegas menepis tudingan kelalaian dalam insiden lolosnya truk bermuatan babi ilegal. Alih-alih kecolongan, Karantina membongkar praktik kecurangan terstruktur yang dilakukan oleh jaringan pengusaha nakal.

"Ini bukan sekadar kelalaian, ini adalah kejahatan terencana," tegas Drh. Andri Pandu Latansa, MH, Kepala Tim Gakkum Karantina Sumatera Utara, pada pernyataan via whatsapp kepada wartawan Sabtu (4/10/2025)

Dengan nada berapi-api, Drh. Andri Pandu memaparkan modus operandi yang digunakan para pelaku.

"Mereka memasukkan truk tanpa dokumen sah dan izin KSOP Sibolga, memanfaatkan kelengahan di menit-menit terakhir keberangkatan kapal. Truk ditutup rapat dengan terpal, seolah membawa 'barang haram' yang tak boleh terendus petugas."

Aksi kucing-kucingan ini berlanjut hingga Pelabuhan Gunungsitoli. Alih-alih kooperatif, para sopir truk justru menunjukkan arogansi, mencoba kabur dan nyaris mencelakai petugas. "Reaksi mereka sudah menjadi bukti tak terbantahkan. Mereka tahu betul sedang melanggar hukum," imbuh Drh. Andri Pandu.

Namun, yang lebih mengkhawatirkan dari sekadar pelanggaran hukum adalah ancaman nyata terhadap perekonomian Nias.

Karantina Sumut mengingatkan bahaya laten African Swine Fever (ASF), wabah mematikan yang telah menghantui peternak babi di berbagai penjuru Indonesia.

"ASF adalah mimpi buruk bagi peternak. Tanpa vaksin dan obat, penyakit ini bisa melenyapkan seluruh populasi babi dalam sekejap," jelas Drh. Andri Pandu.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dampak ASF bukan hanya soal kematian hewan ternak. "Ekonomi Nias sangat bergantung pada peternakan babi. Jika ASF mewabah, ribuan keluarga bisa kehilangan sumber penghidupan, harga babi anjlok, dan roda ekonomi lumpuh total."

Editor : Wanda Nurma Saputri
Bagikan

Berita Terkait
Terkini