Dilansir Hindustan Times, Jumat (4/12), Sautbay adalah seorang dokter dan pendidik yang kini tinggal di Swedia.
Baru-baru ini dia menerbitkan sebuah buku yang berisi penderitaannya, termasuk ketika ia menyaksikan pemukulan, dugaan pelecehan seksual, dan sterilisasi paksa.
"Saya merasa seperti orang yang berbeda. Di sekitar saya menjadi gelap. Sangat sulit untuk menerimanya," ucap dia.
Sementara itu, Antropolog Jerman sekaligus cendekiawan Uighur, Adrian Zenz melaporkan bahwa ada upaya "aktif" untuk mempromosikan dan memperluas peternakan babi di wilayah Xinjiang.