Terkatung-katung di RSUD Adnaan WD Payakumbuh Berhari-hari Direspon Benni Okva Della

×

Terkatung-katung di RSUD Adnaan WD Payakumbuh Berhari-hari Direspon Benni Okva Della

Bagikan berita
Benni Okva Della alias Bhenz Maharajo
Benni Okva Della alias Bhenz Maharajo

KUPASONLINE.COM - Limapuluh Kota Putri Alicia (13 bulan) terkatung-katung di RSUD Adnaan WD Payakumbuh berhari-hari lantaran tidak ada biaya untuk membawanya pulang ke rumah setelah dinyatakan sembuh oleh dokter, akhirnya direspon anggota DPRD terpilih Limapuluh Kota dari partai Nasdem Benni Okva Della, Rabu 17 April 2024."Saya komunikasi dengan Arul soal kondisi Alicia. Mendengar cerita Arul, hati saya tergugah. Apalagi keluarga Alicia berasal dari Dapil saya. Sama-sama orang lereng Gunung Sago,"tutur Benni, tokoh muda Situjuah yang sebelum terpilih sebagai anggota dewan merupakan Vice Director Haluan Media Group kepada media online ini, di Situjuah Banda Dalam, Jumat 19 April 2024.

Untuk memecahkan masalah yang terjadi, saya menghubungi langsung Pj Walikota Payakumbuh, Jasman. RSUD Adnaan WD adalah rumah sakit plat merah, milik Payakumbuh. Tentu Wako punya kuasa.Saya dengan Jasman bukan baru kenal, sering terlibat misi kemanusian. Perkawanan saya memang dijalin dari sejumlah misi kemanusiaan.

Tanpa membuang waktu, gerak cepat, Jasman menghubungi Direktur RSUD Payakumbuh dokter Elfitrimelly. Komunikasi dilakukan bertiga lewat sambungan telepon antara Wako, Direktur RSUD Adnaan WD dan saya sendiri Bhenz Maharajo.Akhirnya disepakati, Alicia harus dipulangkan. Soal biaya urusan belakangan. Dokter Elfitrimelly bahkan juga turut mencarikan jalan keluar. Dokter yang satu ini memang luar biasa, dia mengutamakan kemanusiaan ketimbang hal lain.

"Barangkali, sikap tersebut turunan dari ayahnya, almarhum Alis Marajo, mantan bupati Limapuluh Kota yang juga seorang dokter. "Alicia bisa pulang dan kembali berkumpul bersama anggota keluarga, dunsanak andaitolan dikampung,"kata Bhen Maharajo.Harunya saat itu, kalimat dari dokter Elfitrimelly itu ibarat fase di tengah padang pasir. Melegakan. Keputusannya disambut tangis bahagia keluarga.

"Politik memang utama. Tapi kemanusiaan di atas segalanya. Ini sudah suratan, dan beriringan dengan politik beradab yang senantiasa saya gaungkan,"ucap BhenzDiterangkan Bhenz, Alicia akhirnya pulang dari rumah sakit. Dia tak perlu memikirkan lagi biaya yang harus dibayar. Saya yang menyelesaikan. Bagi saya, kebahagian keluarga tak mampu, adalah kebahagian saya juga.

"Saya sekarang sudah masuk ranah politik dan sudah masuk dalam sistim yang akan terus bergelut dengan misi kemanusian, saya paham itu dan akan melaksanakannya dengan segenap tenaga,"tambah Bhen Maharajo.Ssat itu orang tua Alicia bernama Afriandi resah tak terkira. Pikirannya kacau, sementara di depannya, sang anak Putri Alicia tertidur pulas. Selang infusnya baru saja dibuka.

Alicia bocah 13 bulan. Dia baru saja melewati fase kritis. Anak pasangan Afriyandi dan Dhea Eka Putri itu divonis dokter mengalami infeksi pembuluh darah. Penyakit ini tak main-main. Taruhannya nyawa. Jika tak lekas diobati, bisa menyebar kemana-mana. Komplikasi. Beruntung, Alicia cepat dilarikan ke RSUD Adnaan WD Payakumbuh.Alhamdulillah, petugas medis cekatan. Alicia ditangani dengan baik. Memang, semenjak RSUD Adnaan WD dipegang kendali oleh dokter Elfitrimelly, pelayanan rumah sakit jauh berubah.

Semakin maksimal, dan tak pandang bulu menangani pasien. Elfitrimelly yang merupakan dokter spesialis anak, dari dulu memang dikenal sebagai dokter cekatan, yang mengutamakan pelayanan, dan pengabdian tulus.Setelah tujuh hari dirawat, Alicia dinyatakan sembuh. Tangis yang biasa saban hari keluar dari mulutnya, berubah jadi senyum. Alicia seperti sediakala, bayi ceria, yang menghadirkan kegembiraan bagi ibu bapaknya. Gadis kecil itu kembali ke dunianya, tak lagi menanggung sakit.

Kesembuhan Alicia menghadirkan dua perasaan berbeda bagi sang ayah. Pertama, tentu bersyukur anaknya sembuh. Kepiluan yang selama ini ditanggung perlahan hilang seiring kembali tersenyumnya buah hati.Tapi di satu sisi, Afriyandi juga gamang. Anaknya sembuh, dinyatakan boleh pulang, sementara anaknya masuk kategori pasien umum. Alicia memang belum terdaftar sebagai peserta BPJS. Tentu, kalau pasien umum, biaya pengobatan harus dibayar penuh.

Inilah yang membuatnya gamang. Hidup sedang susah, dia juga bukan keluarga berada yang menjalani hari sebagai pekerja serabutan di jorong Banjarsari, nagari Labuah Gunuang, kecamatan Lareh Sago Halaban, kabupaten Limapuluh Kota.Hitungan pihak rumah sakit, Afriandi harus membayar tagihan berkisar Rp5 juta lebih. Baginya, uang Rp5 juta sangat besar. Hendak kemana dicarikan? Sementara selama di rumah sakit, dia terkadang hidup dari bantuan kolega. Pikirannya buntu, hendak kemana dia menumpangkan harapan, sementara bagaimanapun juga, sang anak harus tetap dibawa pulang.

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini