Waspada Penipuan! Harga HP Anjlok hingga Rp2 Juta, Kominfo: Jangan Terkecoh Tawaran yang Tidak Masuk Akal

×

Waspada Penipuan! Harga HP Anjlok hingga Rp2 Juta, Kominfo: Jangan Terkecoh Tawaran yang Tidak Masuk Akal

Bagikan berita
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. (Foto: Kominfo.go.id)
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. (Foto: Kominfo.go.id)

KUPASONLINE.COM - Kini tengah ramai jadi perbincangan bagi pengguna smartphone yang banyak didatangi penipuan yang berkedok undangan pernikahan.Para penipu akan memberikan file yang harus diunduh dan ternyata merupakan file (apk).

File tersebut diduga adalah virus yang bisa meretas isi ponsel pengguna yang mengunduh file tersebut.Selain itu, para penipu ini juga kerap melancarkan aksinya memberikan tawaran-tawaran HP yang menggiurkan kepada calon korbannya.

Menanggapi hal tersebut, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan para penipu itu akan membuat akun rekening, yang menurut hasil investigasi rekening tersebut dibuat oleh orang lain.Setelah rekening jadi, orang tersebut akan diberi uang dan rekening akan ada di tangan penipu.

"Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar abis itu kasih upah abis itu akun bank mereka ambil," jelas Semuel.Beberapa modus penipuan yang bisa menguras rekening korbannya diantaranya adalah memberikan tawaran menggiurkan.

Seperti harga ponsel yang normalnya Rp10 juta, namun korban diiming-imingi dengan harga Rp2 juta."Jangan terkecoh tawaran-tawaran tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp 10 juta bisa dengan saya Rp 2 juta. Sudah pasti scam," kata Semuel dalam acara Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian, dikutip Kamis (3/8/2023).

Samuel juga mengatakan juga hati-hati dengan mode penipuan chat telepon dan sms.Adanya pesan tidak jelas dari orang yang tidak dikenal harap Samuel agar masyarakat tetap waspada.

"Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Kekepoan masyarakat main klik aja," ujarnya.Cara terakhir adalah dengan social engineering. Para penipu akan menggunakan kelemahan korbannya untuk bisa melakukan kejahatannya.

"Menggunakan social engineering, kelemahan-kelemahan kita," tutup Semuel. (*)

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini