Terkait Air Yang Masih Keruh, Begini Penjelasan Dirut PDAM

×

Terkait Air Yang Masih Keruh, Begini Penjelasan Dirut PDAM

Bagikan berita
Foto Terkait Air Yang Masih Keruh, Begini Penjelasan Dirut PDAM
Foto Terkait Air Yang Masih Keruh, Begini Penjelasan Dirut PDAM

KUPASONLINE.COM - Meskipun telah berlalu satu bulan sejak banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sebagai akibat dari hujan deras yang terjadi pada tanggal 7 dan 8 Maret 2024 lalu, harapan masyarakat untuk kembali memiliki akses ke air yang layak, sehat, dan aman untuk dikonsumsi masih belum terpenuhi.Ini adalah hasil dari kerusakan Water Treatment Plant (WTP), yang berfungsi sebagai filter untuk mengolah air, tetapi belum selesai.

Terkait keluhan masyarakat, Direktur PDAM Tirta Langkisau, Erman Budiarto, ketika ditanya wartawan Kamis 18 April 2024 di Painan menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal untuk kembali melakukan perbaikan jaringan pipa serta intake dan WTP yang rusak akibat banjir yang terjadi tanggal 7-8 Maret 2024 lalu tersebut.Selain itu ketersediaan intake dan WTP baik di Painan, maupun di beberapa kecamatan lainnya juga tidak mampu melayani jumlah sambungan karena jauh dari kapasitas.

"Sehingga di saat-saat tertentu terutama sekali ketika terjadi hujan deras, air akan keruh sekitar 2 jam. Petugas terpaksa mematikan agar air keruh tersebut tidak mengalir ke rumah konsumen," jelasnya.Lebih jauh jelaskan bahwa untuk Kota Painan saat terdapat 3 unit WTP yang terdiri dari WTP Timbulun, Bukit Putus, dan Batu Gajah.

"Dari tiga WTP itu yang saat ini dalam kondisi rusak adalah WTP Timbulun yang terdapat di Nagari Painan Timur. Karena jaringan pipanya digabung dengan WTP Bukit Putus, sehingga membuat alirannya ketika hujan menjadi keruh. Namun khusus konsumen yang sumber airnya dari WTP Batu Gajah, airnya bersih, sebab tidak ada penggabungan," ucapnya.Ia menambahkan, bahwa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, PDAM Tirta Langkisau dalam 1 tahun mengalokasikan anggaran untuk operasional WTP dan kebutuhan perbaikan jaringan rusak lainnya sekitar Rp 300 juta.

"Untuk kebutuhan operasional WTP dan perbaikan jaringan lainnya selama tahun 2023 PDAM Tirta Langkisau alokasikan anggaran sekitar Rp 300 juta, demikian juga tahun ini. Dana itu juga kita gunakan untuk pembelian bahan kimia soda ash, PAC, kaporit, dan lainnya yang berfungsi untuk menjernihkan air. Cukup tidak cukup harus kami cukupkan, bahkan terkadang juga terpaksa berhutang untuk membeli bahan," terangnya.Lanjutnya lagi bahwa saat ini jumlah WTP di daerah itu ada sebanyak 16 unit dan tersebar di beberapa kecamatan diantaranya, WTP Tarusan, Pasar Baru, Asam Kumbang, Lumpo, Salido Ketek, Bukit Putus, Timbulun, Batu Gaja.

Berikut juga di Sutera 2 unit, Tanjung Durian Kambang, Balai Selasa, Air Haji, Air Pura 2 unit, dan Tapan. Tapi dari jumlah itu, ada yang tidak berfungsi, dan juga ada yang rusak yang saat ini terus kita lakukan perbaikannya.Dia mengakui bahwa biaya yang ditanggung oleh PDAM Tirta Langkisau cukup besar dalam 1 bulan.

"Sebab dengan penghasilan rata-rata sekitar Rp 1,4 hingga Rp 1,5 miliar per bulan, PDAM Tirta Langkisau juga harus mengalokasikan gaji sekitar Rp 1 miliar lebih, tambahnya.Namun selama tahun 2023, PDAM Tirta Langkisau berlaba sebesar Rp 152 juta. Sedangkan untuk tutup buku tahun 2024 sampai bulan Februari kita masih untung, tapi untuk kedepannya kita belum bisa prediksi," tutupnya. (Zan)

Baca Selengkapnya di Google News

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini