TV Analog Segera Matikan, Negara Tetangga Sudah Lama Migrasi Ke Digital

×

TV Analog Segera Matikan, Negara Tetangga Sudah Lama Migrasi Ke Digital

Bagikan berita
Pematero Diskusi Webinar Sabtu 26 November
Pematero Diskusi Webinar Sabtu 26 November

Jakarta, Kupasonline-Migrasi TV analog itu menjadi suatu keniscayaan, sebab banyak negara di dunia telah terlebih dahulu melakukan ini, dengan cara mematikan TV analognya dan beralih ke siaran TV digital. Memberi pemahaman tersebut, Kementerian Kominfo dan DPR RI terus melakukan diskusi webinar yang bisa disaksikan oleh masyarakat.Christina Ariani selaku Anggota Komisi I DPR RI memaparkan bahwa di negara-negara Asia Tenggara seperti Brunei Darussalam sudah melakukan migrasi ini sejak 2017, malaysia dan Singapura sejak 2019, Vietnam, Thailand dan Myanmar sejak 2020.

Ada beberapa manfaat dari migrasi digital ini, pertama adalah penggunaan frekuensi yang saat ini digunakan untuk siaran analog TV sangat boros.Dimana frekuensi merupakan penggunaan yang sangat terbatas, dan pemborosan penggunaannya tentu mengakibatkan kerugian yang besar bagi negara dan harus dihindari.

Banyak masyarakat yang belum bisa merasakan manfaat dari internet karna keterebatasan akses internet. Padahal internet dan komunikasi merupakan jendela informasi.Selain itu era penyiaran digital akan mendorong industry penyiaran melalui keberagaman kepemilikan TV, dan juga keberagaman konten. Semakin banyak pelaku industry untuk masuk ke pasar, dan tentunya konten yang disediakan untuk kita sebagai pemirsa akan semakin beragam.

Rosarita Niken Widiastuti selaku Staff Khusus Menkomimnfo memaparkan bahwa Indonesia ini merupakan negara yang sangat tertinggal daripada negara-negara tetangga yang sejak beberapa tahun yang lalu sudah menggunakaan TV digital.Dalam menggunaakan TV digital harus ada undang-undangnya dan sebenarnya pembahasan beralihnya TV analog ke TV digital sudah dibahas sejak 2002 ketika disahkannya undang-undang penyiaran.

Teknologi kita akan terus berkembang dan berubah tanpa menunggu kesiapan dari masyarakat.Dahulu TV kita itu hitam putih, kemudian sekarang menjadi TV berwarna, dan itu masyarakat berusaha sendiri untuk merubah ke dalam TV yang berwarna.

Kemudian perkembangan selanjutnya, negara-negara lain pada tahun 2015 seluruh anggota ITU sudah bersepakat semua anggota harus menghentika TV analognya, namun masing-masing negara berbeda kesiapannya. Kemudain dari kesiapan infrastrukturnya dan masyarakatnya.Digitalisasi merupakan suatau keniscayaan, artinya mau tidak mau kita memasuki era digital. Dimana perkembangan teknologi semakin berkembang.

Indonesia menempatkan transformasi digital merupakan program prioritas bagi negara.Yohan Wahyu Irianto selaku Peneliti Litbang Kompas memaparkan bahwa ASO atau Analog Switch OFF yaitu hadir untuk menampilkan siaran Televisi yang berkualitas. Menurut penelitian Nelson 80 persen masyarakat masih menonton TV.

Jadi TV ini masih menjadi pilihan atau perhatian untuk masyarakat melihat informasi atau hiburan. Dan pilihannkeduanya adalah sosial media yaitu 42 persen. Contohnya pada saat piala dunia masyarakat lebih memikih menonton televisi daripada streaming di sosial media.ASO yaitu migrasi televise analog menuju digital yang merupakan bagian dari salah satu aspek guna menunjang kualitas siaran yang memadai dari aspek teknologi. Dimana masyarakat harus menggunakan dan mengikuti perkembangan teknologi.

Seperti dari TV hitam putih beralih ke TV berwarna, atau dari TV tabung ke TV yang lebih ringan. ASO ini adalah proses migrasi yang lebih menampilkan TV digital yang lebih jernih dalam hal gambar dan suaranya.Kenapa harus ASO? Pertama dari segi biaya lebih hemat. Dimana analaog satu frekuensi hanya bisa dipakai satu televise, namun dalam TV digital satu frekuensi bisa dipakai oleh beberapa TV. Kemduian dalam konten, dengan TV digital akan lebih dikembangkan dan divariasikan kepada masyarakat.

Berdasarkan respon public dari hasil survey kompas dalama peralihan ke TV digital ini masyarakat sangat berminat untuk beralih ke TV digital, baik generasi tua ke generasi Y dan generasi Z.Dari survey terbaru yaitu 40 persen sudah menikamti tayangan TV digital dan sebagian yang lain yaitu 22,1 persen belum karna belum mempunyai STB.

Editor : Sri Agustini
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini